Sabtu, 07 Februari 2015

Manfaat Apel

  Apel merupakan salah satu buah yang identik dengan warna kulit buah yang merah. Hampir semua orang tentu tak asing lagi dengan bentuk dan rasa apel itu sendiri. Buah ini banyak tersedia di pasar, supermarket atau tempat perbenlanjaan yang lebih besar. Karena di golongkan kedalam buah-buahan, maka apel tentunya mengandung berbagai nutrisi serta vitamin yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan tubuh seseorang. Untuk itulah, mulailah rutin mengkonsumsi buah ini, untuk menghindarkan tubuh dari berbagai penyakit. Lalu, apa saja manfaat ajaib apel bagi kesehatan tubuh tersebut....???

    Sahabat, tips kesehatan. Berdasarkan Fakta yang telah teruji kebenarannya, berbagai buah-buahan memang mampu mencukupi kebutuhan berbagai nutrisi, vitamin serta serat yang dibutuhkan oleh tubuh, Tak mengherankan, masyarakat modern pada zaman sekarang selalu menyelingi berbagai macam buah dalam menu hariannya tak terkecuali dengan buah apel itu sendiri. Tips kesehatan kali ini akan mengungkap berbagai manfaat buah apel bagi tubuh anda. Berikut ini 7 manfaat ajaib apel bagi kesehatan tubuh anda : 
  1. Organ Jantung Lebih Sehat. Ini dikarenakan, adanya kandungan senyawa fenolik yang terdapat pada kulit apel. Untuk itulah, Cucilah dulu dengan air yang mengalir, sebelum makan buah apel beserta kulitnya.
  2. Pencegah Penyakit Diabetes. Kandungan serat larut dalam buah tersebut mampu menangkal datangnya penyakit diabetes. Untuk itulah, dianjurkan untuk rutin mengkonsumsi apel tiap harinya untuk kesehatan tubuh yang lebih terjaga.
  3. Menjaga Berat Badan Tetap Ideal. Ini dikarenakan, memiliki berat badan yang berlebihan dapat memicu datangnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2 serta tekanan darah tinggi yang mengancam jiwa anda.
  4. Memperkuat Sistem Imun Tubuh. Ini dikarenakan, kandungan antioksidan yang bernama quercetin pada buah apel dapat meningkatkan sistem daya tahan tubuh, agar seseorang tidak mudah sakit pada saat kondisi cuaca tidak bersahabat.
  5. Pencegah Diare Dan Sembelit. Kandungan serat yang cukup tinggi pada buah apel mampu membantu melancarkan sistem pencernaan. Sehingga gangguan kesehatan seperti diare maupun sembelit tidak akan anda alami lagi.
  6. Penghindar Aneka Kanker Yang Efektif. Ini dikarenakan, apel mengandung flavonoid yang terbukti ampuh menangkal berbagai jenis serangan kanker yang sewaktu-waktu menyerang tubuh sehat anda.
  7. Penglihatan Yang Lebih Jernih. Rutin mengkonsumsi apel tiap harinya, berperan besar mencegah munculnya berbagai gangguan kesehatan pada organ mata yang mana salah satunya yaitu katarak. 

LALU.....
Kenapa TS pilih memuat gambar apel malang? Selain maraknya berita bahwa apel import mengandung bakteri berbahaya, kita juga harus mencintai produk lokal. Dan menurut beberapa penelitian, apel malang (berkulit hijau) lebih banyak mengandung antioksidan dari pada apel yg berwarna merah, dan banyak mengandung zat anti karsinogen (anti kanker).

So, dukung dan cintailah prosuk dalam negeri yaaa.... 

Jumat, 30 Januari 2015

Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri

Sejarah kebidanan berbeda di tiap-tiap Negara. Kebidanan berhubungan dengan kelahiran manusia. Pada masa lampau kelahiran manusia diartikan “sebagai hokum keajaiban atau yang terbesar”. Kemudian diartikan lagi “sebagai hukum alam bagi dua makhluk berlainan jenis sebagai akibat hawa nafusnya”. Akibat kemajuan pengetahuan, kebidanan diartikan “sebagai ilmu yang mempelajari tentang kelahiran manusia, “ mulai dari konsepsi sampai melahirkan.
Kata “kebidanan” merupakan terjemahan dari kata obstetric. Kata obstetric berasal dari kata “obsto” yang artinya mendampingi. Menurut Klinkrert (1892), sebutan ‘bidan’ berasala dari bahasa Sansekerta yaitu “ Widwan” yang berarti cakap “membidani”. Mereka memberikan sedekah sebagai seorang penolong persalinan sampai bayi berusia 40 hari.
Dalam sejarah manusia terdapat peradaban-peradaban, diantaranya di Yunani dan Romawi, di India dan Tiongkok, dimana praktik kedokteran sudah mencapai tingkat yang tinggi. Tanpa mengurangi jasa-jasa tokoh lain yang telah berperan untuk memajukan teori dan praktik kedokteran, perlu disebut nama Hipocrates yang mendapat sebutan sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”.
Pelopor-pelopor yang berjasa dalam perkembangan kebidanan, antara lain :
 
1.      Hipocrates ( 460-370 SM )
  • Sebagai Bapak Ilmu Kedokteran
  • Menganjurkan agar wanita yang sedang bersalin ditolong atas dasar kemanusiaan dan meringankan penderitaan ibu.
  • Di Yunani dan Romawi lebih dulu memberikan perawatan masa nifas.
2.      Soranus ( 98-138 M )
·         Berasal dari Ephesus/Turki, belajar di Alexandria/Mesir dan praktik disana dan di Roma
·         Sebagai Bapak Kebidanan
·         Menemukan serta menulis tentang versi Podali
3.      Moscion
·         Murid dari Soranus
·         Menulis katekismus  bagi bidan-bidan Roma
4.      William Harvey ( 1578-1657 )
·         Murid dari Fabricus
·         Menemukan fisiologi plasenta dan selaput janin
5.      Arantius
·         Menemukan ductus Arantii
·         Guru besar dari Italia
6.      Fallopius
·         Guru besar dari Italia
·         Menemukan saluran telur ( Tuba Fallopi )
7.      Ambrois Pare ( 1510-1590 )
·         Berasal dari Perancis
·         Mengembangan versi Podali dengan istilah versi ekstraksi ( diputar )
8.      Louise Bourgeois ( 1563-1636 )
·         Murid ambrois Pare
·         Mengembangakan ekstarksi persalinan yang sukar
9.      Francois Mauriceau
·         Menemukan cara membantu kelahiran sungsang yang disebut perasat Mauriceau
10.  Boudeloeque ( 1745-1810 )
  • Berasal dari Perancis
  • Mempelajari panggul dan ukurannya
11.  Peter III Chamberlein ( 1601-1683 )
·         Menemukan cunam/forceps
 
 
Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Amerika
1.  Sejarah
Zaman dahulu, di Amerika Serikat persalinan ditolong oleh dukun beranak yang tidak mendapat pendidikan dan pelatihan. Biasanya bila wanita sukar melahirkan maka wanita tersebut akan disusir dan ditakuti agar rasa sakit bertambah dan kelahiran menjadi mudah karena kesakitan dan kesedihannya.
Menurut catatan Thomas, yang pertama kali praktik kebidanan di Amerika Serikat adalah Samuel Fuller dan istrinya. Kemudian menyusul Anne Hutchinson yang pada tahun 1634 pergi ke Boston bersama suaminya. Ia melaporkan bahwa ia telah banyak menolong persalinan.
Namun kemudian Anne mendapat kecaman sebagai wanita Tukang Sihir karena membantu persalinan dengan bayi yang mengalami anencephalus. Kemudian pergi ke New York dan meninggal terbunuh dalam pemberontakan orang-orang Indian. Untuk mengenang jasanya diperingati dengan nama Hutchinson River Parkway  di New York.
2.Tokoh-tokoh pelopor
Setelah orang-orang Amerika mendengar perkembangan di Inggris, beberapa orang besar Amerika pergi ke Inggris memperdalam ilmu kebidanan. Mereka ini menuntut ilmu di Inggris dan kembali ke Amerika untuk menerapkan ilmu kebidanan yang diperolehnya.
*     Dr. James Lloyd (1728-1810)
·     Berasal dari Boston
·   Belajar di London di RS Guy dan RS Saint Thomas
*      Dr. William Shippen ( 1736-1808)
·   Bersal dari Philadelphia
·   Belajar di Eropa selama 5 tahun
·   Tahun 1762  : mendapat izin mendirikan kursus kebidanan
·   Tahun 1765 : dibuka sekolah kedokteran  dari College Philadelphia
·   Tahun 1810 : Bedah dan kebidanan diajarkan bersama
*     Dr. Samuel Bard (1742-1821)
·   Belajar di Edinburg dan London
·   Memajukan bagian kedokteran di King College
·   Menulis buku-buku kebidanan
*     Dr. Walter Channing ( 1786-1876)
·   Belajar di Pensylvania, Edinburg dan London
·   Profesor kebidanan di Harvard Medical College
*     Hugh L. Hodge (1796-1873)
·   Menemukan bidang Hodge
·   Memberi ilmu kebidanan seperti letak Verteks dan sebagainya
Di Amerika serikat dilangsungkan usaha baru, diman anggota Instructive Nursing Association mengadakan program “home visit” secara rutin pada wanita-wanita hamil. Akhirnya dalam tahun 1911 didirikan klinik antenatal di Boston Lying in  Hospital untuk pemeriksaan dan penanganan masalah wanita hamil. Klinik Antenatal kini sudah tersebar di seluruh dunia. Hal ini sebagai Preventive Health dalam pelayanan kebidanan. Pelayanan kebidanan di USA diberika oleh dokter. Sementara di negara lain, bidan memegang peran penting dalam memberikan pelayanan kebidanan. Berdasarkan data WHO 1996 AKI di Amerika Utara 1 : 6.366. Hal ini menunjukkan AKI lebih rendah , bahkan sangat rendah. Ini mengindikasikan pelayanan di negara-negara maju lebih pesat.
   
 Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Eropa
1.      Inggris
Kemajuan ilmu kebidanan di Perancis mempengaruhi orang-orang besar di Inggris ( London ). Tokoh-tokoh tersebut antara lain :
1.      William Smellie (1697-1763)
·         Seorang dokter di London
·         Belajar ilmu kebidanan di Perancis dan kembali tahun 1739
·         Mengembangkan praktik kebidanan di Inggris
·         Mengubah bentuk cunam/forceps dan menulis buku tentang pemasangan cunam
2.      William Hunter (1718-1783)
·         Murid Smellie dan melanjutkan usaha gurunya tersebut
Di Inggris, tahun 1899 mulai disediakan tempat perawatan wanita hamil di the Royal Maternity Hospital. Dalam hal ini dokter sangat berjasa menganjurkan diadakannya pro-maternity hospital untuk wanita hamil yang memerlukan perawata. Angka kematian menurun dari 44,2 per 10.000 kelahiran (1928) menjadi 2,5 per 10.000 (1970).
2.      Belanda
Di Belanda, bidan mempunyai peranan penting dalam memberikan pelayanan kebidanan. Bidan mempunyai kedudukan yang bebas. Namun, lambat laun bidan tidak berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari tim yang bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan ibu dan anak dalam masa hamil, persalinan dan nifas. Dalam tahun 1965, 70 % persalinan berlangsung di rumah.
 
  Kemajuan Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri
1.      Program Home Visit
Kunjungan rumah (Home Visit) awalnya dilakukan oleh perawat bidan dari Instructive Nursing Association di Amerika Serikat. Namun, seiring perkembngan nya telah dilakukan pula oleh negara-negara lain seperti Inggris, Belanda, Perancis, dan sebagainya. Kunjungan rumah ini dilakukan tidak hanya pada masa kehamilan tetapi juga pada masa nifas sampai bayi berumur 1 bulan.
2.      Woman Centre
Dalam pelayanan kebidanan berpusat pada ibu, bukan pada pemberi pelayanan (bidan). Sehingga ibu dapat memilih dan membuat keputusan sendiri dalam mendapatkan pelayanan. Ibui dapat memilih dimana dansiapa yang memberi pelayanan serta posisi persalinan yang ternyaman buat ibu.
3.      Woman Needs ( Empowering Woman) = listen to woman
Berorientasi pada apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh perempuan, memberdayakan perempuan, mendengarkan keinginan/ cita-cita para perempuan .
4.      Water Birth
Persalinan di air (water birth) artinya proses persalinan yang berlangusng di bak air besar akan membuat ibu lebih rileks dan nyaman. Sehingga persalinan berjalan dengan mudah jika tidak ada komplikasi sebelumnya (persalinan normal).
5.      Sistem Administrasi Rumah Sakit
Data-data klien terdokumentasi secaa komputerisasi (online). Baik data pribadi, data riwayat kesehatan dapat diakses secaraonline. Sehingga dimanapun berobat atau memriksakan diri, entah di RS pusat atau distrik-distrik lain dapat langsung diakses data keseluruhan klien tersebut, dan tidak perlu pengkajian ulang.


DAFTAR PUSTAKA
·     Prawirohardjo, Sarwono Dr. 1999 . Ilmu Kebidanan. Jakarta; YBP-SP
·     Zr.S.Ibrahim,Christian Dra. 1989 .Perawatan Kebidanan. Jakarta; Bathara
 
sumber : disini

LIRIK LAGU IBI (IKATAN BIDAN INDONESIA)

MARS IBI 


Marilah seluruh warga bidan di kawasan Nusantara
Berhimpun di dalam satu wadah Ikatan Bidan Indonesia
Membela dan setia mengamalkan ajaran Pancasila
 
Bekerja dengan tulus ikhlas mengabdi, mengemban amanat bangsa 
 
Reff :
Ingatlah sumpah jabatan kita kepada Tuhan
Yang kita ikrarkan bersama selalu jadikan pegangan
Janganlah membuat perbedaan terhadap miskin kaya
Tugas sucimu sebagai penyelamat seluruh wanita di Mayapada (2x)




DOWNLOAD MARS IBI


HYMNE IBI

Setiap waktu ku berjuang, Untuk Kemanusiaan
Itulah semua tugasku, dan tak mengenal waktu
Berat serasa ringan, tugas seorang Bidan..
Ku tak ingin tanda jasa, semua hanya ikhlas adanya.....
 
                  
              Reff :   
              Ikatan Bidan Indonesia berasas Pancasila 
              Seluruh jiwa dan ragaku, demi bahagia seluruh bangsaku

DOWNLOAD HYMNE IBI

Sejarah IBI

Setiap Profesi pasti ada orgabisasi yang menaungi. Karena itu mari kita lihat sejarah organisasi yang menaungi bidan se-mayapada (Republik Indonesia), IBI (Ikatan Bidan Indonesia).....

Dalam sejarah Bidan Indonesia menyebutkan bahwa tanggal 24 Juni 1951 dipandang sebagai hari jadi IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut didasarkan atas hasil konfrensi bidan pertama yang diselengarakan di Jakarta 24 Juni 1951, yang merupakan prakarsa bidan-bidan senior yang berdomisili di Jakarta.
Konfrensi bidan pertama tersebut telah berhasil meletakkan landasan yang kuat serta arah yang benar bagi perjuangan bidan selanjutnya, yaitu mendirikan sebuah organisasi profesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI), berbentuk kesatuan, bersifat nasional, berazaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pada konfrensi IBI tersebut juga dirumuskan tujuan IBI yaitu ;

1. Menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesame bidan serta kaum wanita pada umumnya, dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa.

2. Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan, khususnya dalam pelayanan KIA serta kesejahteran keluarga.

3. Membantu pemerintah dalam pembangunan nasioanl, terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

4. Mengingkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.

Dengan landasan dan arah tersebut, dari tahun ke tahun IBI terus berkembang dengan hasil-hasil perjuangannya yang semakin nyata dan telah dapat dirasakan manfaatnya baik oleh masyarakat maupun pemerintah sendiri.

Adapun tokoh-tokoh yang tercatat sebagai pemrakarsa konferensi tersebut adalah : Ibu Selo Salikun, Ibu 
Fatimah, Ibu Sri Mulyani, Ibu Salikun, Ibu Sukaesih, Ibu Ipah dan Ibu S.Marguna, yang selanjutnya memproklamirkan IBI sebagai satu-satunya organisasi resmi bagi para bidan Indonesia. Dan hasil-hasil terpenting dari konferensi pertama bidan seluruh Indonesia tahun 1951 tersebut adalah :
1. Sepakat membentuk organisasi Ikatan Bidan Indonesia, sebagai satu-satunya organisasi yang merupakan wadah persatuan & kesatuan bidan Indonesia.
2. Pengurus besar IBI berkedudukan di Jakarta
3. Di daerah-daerah dibentuk cabang dan ranting. Dengan demikian organisasi/perkumpulan yang bersifat local yang ada sebelum konfrensi ini semuanya membaurkan diri dan selanjutnya bidan-bidan yang berada di daerah-daerah menjadi anggota cabang-cabang dan ranting dari IBI.
4. Musyawarah menetapkan Pengurus Besar IBI dengan susunan sebagai berikut :
Ketua 1                    : Ibu Fatimah Muin
Ketua II                     : Ibu Sukarno
Penulis 1                  : Ibu Selo Soemardjan
Penulis II                  : Ibu Ropingatun
Bendahara              : Ibu Salikun

Tiga tahun setelah konfrensi, tepatnya pada tanggal 15 Oktober 1954, IBI diakui sah sebagai organisasi yang berbadan hokum dan tertera dalam lembaga Negara nomor : J.A.5/927 (Departemen Dalam Negeri) dan pada tahun 1956 IBI diterima sebagai anggota ICM (International Confederation of Midwives). Hinga saat ini IBI tetap mempertahankan keanggotaan ini, dengan cara senantiasa berpartisipasi dalam kegiatan ICM yang dilaksanakan di berbagai Negara baik pertemuan pertemuan, loka karya, pertemuan regional maupun kongres tingkat dunia dengan antara lain menyajikan pengalaman dan kegiatan IBI IBI yang seluruh anggotanya terdiri dari wanita telah tergabung dengan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada tahun 1951 hingga saat ini IBI tetap aktifmendukung program-program KOWANI bersama organisasi wanita lainnya dalam meningkatkan derajad kaum wanita Indonesia. Selain itu sesuai dengan Undang-Undang RI No.8 tahun 1985, tentang organisasi kemasyarakatan maka IBI dengan nomor 133 terdaftar sebagai salah satu Lembaga Sosial Masyarakat di Indonesia. Begitu juga dalam Komisi Nasional Kedudukan Wanita di Indonesia (KNKWI) atau National Commission on the Status of Women (NCSW) IBI merupakan salah satu anggota pendukungnya.

Pada kongres IBI yang kedelapan yang berlangsung di Bandung tahun 1982, terjadi perubahan nama Pengurus Besar IBI diganti Pengurus Pusat IBI, karena IBI telah memiliki 249 Cabang yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia. Selain kongres juga mengukuhkan anggota pengurus Yayasan Buah Delima yang didirikan pada tangal 27 Juli 1982. Yayasan ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota IBI, melalui pelaksanaan berbagai kegiatan.

Pada tahun 1985, untuk pertama kalinya IBI melangsungkan kongres diluar pulau Jawa, yaitu di kota Medan (Sumatera Utara) dan dalam kongres ini juga didahului dengan pertemuan ICM Regional Meeting Western Pacific yang dihadiri oleh anggota ICM dari Jepang, Australia, New Zealand, Philiphina, Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia. Bulan September 2000 dilaksanakan ICM Asia Pacific Regional Meeting di Denpasar Bali. Pada tahun 1986 IBI secara organisatoris mendukung pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana oleh Bidan Praktek Swasta melalui BKKBN.

Gerak dan langkah Ikatan Bidan Indonesia di semua tingkatan dapat dikatakan semakin maju dan berkembang dengan baik. Sampai dengan tahun 1998 IBI telah memiliki 27 Pengurus Daerah, 318 Cabang IBI (di tingkat Kabupaten/Kodya) dan 1.243 Ranting IBI (di tingkat Kecamatan) dengan jumlah anggota sebanyak 66.547 orang. Jumlah anggota ini meningkat dengan pesat setelah dilaksanakannya kebijakan pemerintah tentang Crash Program Pendidikan Bidan dalam kurun waktu medio Pelita IV s/d Pelita VI 1989 s/d 1997.

PERKEMBANGAN JUMLAH ANGGOTA IBI
TAHUN 1988 – 2008
TAHUN JUMLAH ANGGOTA
1988 16.413
1990 25.397
1994 46.114
1995 54.080
1996 56.961
1997 57.032
1998 66.547
2003 68.772
2008 87.338

Dari tahun ke tahun IBI berupaya untuk meningkatkan mutu dan melengkapi atribut-atribut organisasi, sebagai syarat sebuah organisasi profesi, dan sebagai organisasi masyarakat LSM yaitu :
1. AD-ART, yang ditinjau, disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan tiap 5 (lima) tahun sekali
2. Kode Etik Bidan, yang ditinjau, disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan tiap 5 (lima) tahun sekali.
3. Pedoman berkelanjutan pendidikan Bidan
4. Buku Prosedur Tetap pelaksanaan tugas-tugas bidan
5. Buku Pedoman Organisasi
6. Buku Pedoman Bagi Bidan di Desa
7. Buku Pedoman Klinik IBI
8. Buku 50 tahun IBI, yang memncatat tetntang sejarah dan kiprah IBI, diterbitkan dalam rangka menyambut HUT ke 50 IBI tahun 2001
9. Restra IBI 1996 – 1998

Khusus melalui kepengurusan tahun 1998 – 2003 atribut-atribut/kelengkapan tersebut bertambah lagi dengan disusunnya :
1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
2. Buku Pedoman Maternal & Neonatal
3. Buku Pedoman Keluarga Berencana
4. Buku Pedoman Pencegahan Infeksi
5. Buku Pedoman Asuhan Persalinan Normal
6. Buku Kepmenkes 900
7. Buku Kumpulan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Organisasi IBI
8. Kepmenkes 237 tentang pemasaran pengganti air susu ibu
9. Kepmenkes 450 tentang Pemberian Air Susu Ibu Secara Eklusif Pada Bayi di Indonesia
10. Kepmenkes 900 tentang Regristrasi dan Praktek Bidan
11. Rensta IBI 1998 – 2003

Pada Kepengurusan tahun 2003 – 2008
Telah dihasilkan :
1.      Pedoman Uji Kompetensi Bidan
2.      Renstra 2008 – 2013
3.      Bidan Delima
4.      Kesehatan reproduksi up-date satu set (warna ungu)
5.      Inisiasi Menyusu Dini
6.      Modul Pembelajaran untuk DIII Kebidanan (kerja sama dengan YPKP)
7.      Kepmenkes 369 tentang Standar Profesi Bidan
8.      Kolegium Kebidanan
9.      Lahirnya Asosiasi Institusi Pendidikan Indonesia

VISI IBI

"Yaitu Mewujudkan bidan professional berstandar global"

MISI IBI
1.      Meningkatkan kekuatan organisasi
2.      Meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu Pendidikan Bidan
3.      Meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu pelayanan
4.      Meningkatkan kesejahteran anggota
5.      Mewujudkan kerjasama dengan jejaring kerja

Rencana Strategis IBI tahun 2008 – 2013
1.      Mengutamakan kebersamaan
2.      Mempersatukan diri dalam satu wadah
3.      Pengayoman terhadap anggota
4.      Pengembangan diri
5.      Peran serta dalam komonitas
6.      Mempertahankan citra bidan
7.      Sosialisasi pelayanan berkualitas

Prioritas Strategis
1.      Pengembangan standarisasi pendidikan bidan dengan standar internasional
2.      Meningkatkan pelatihan anggota IBI
3.      Membangun kerjasama dan kepercayaan dari donor dan mitra IBI
4.   Peningkatan advokasi kepada pemerintah untuk mendukung pengembangan profesi bidan serta monitoring dan evaluasi pasca pelatihan yang berkesinambungan
5.      Peningkatan pembinaan terhadap anggota berkaitan dengan peningkatan kompetensi, profesionalisme dan aspek hokum
6.      Peningkatan pengumpulan data dasar
7.      Peningkatan akses Organisasi Profesi IBI terhadap pelayanan dan pendidikan kebidanan
8.      Capacity Building bagi pengurus IBI
9.      Peningkatan pengadaan sarana prasarana
10. Membangun kepercayaan anggota IBI, donor dan mitra dengantetap menjaga mutu pengelolaan keuangan yang accountable

Sejak berdirinya tahun 1951 hingga sekarang, IBI telah berhasil menyelenggarakan Kongres Nasional sebanyak 14 kali. Sesua dengan Anggaran Dasar IBI, pada setiap kongres merencanakan program kerja dan pemilihan Ketua Umum Pengurus Pusat IBI. Rekapitulasi tempat penyelenggaraan Kongres Nasional IBI dan Ketua Umum Terpilih, sebagai berikut ini :

DAFTAR PELAKSANAAN KONGRES IBI
Kongres Tahun Tempat Ketua Terpilih
Munas 1951 Jakarta Ibu Fatimah Muin
I 1953 Bandung Ibu Ruth Soh Sanu
II 1955 Malang Ibu Selo Soemardjan
III 1957 Yogyakarta Ibu Tuti Sutijati
IV 1961 Lawang – Malang Ibu Rukmini Oentoeng
V 1969 Jakarta Ibu Rukmini Oentoeng
VI 1975 Jakarta Ibu Rabimar Juzar Bur
VII 1978 Jakarta Ibu Rabimar Juzar Bur
VIII 1982 Bandung Ibu Samiarti Martosewojo
IX November 1985 Medan Ibu Samiarti Martosewojo
X November 1988 Surabaya Ibu Rabimar Juzar Bur
XI Oktober 1993 Ujung Pandang Ibu Nisma Chairil Bahri
XII September 1998 Denpasar Ibu Wastidar Mubir
XIII 7-11 Sept 2003 Jakarta Ibu Dra. Hami Koesno, MKM
XIV 2-6 Nov 2008 Padang Ibu Dra. Hami Koesno, MKM
sumber: Sejarah IBI

Rabu, 28 Januari 2015

Sejarah Kebidanan

Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi tinggi saat pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia, dikarenakan pertolongan persalinan ditolong oleh dukun yang belum mendapatkan pengetahuan dan pelatihan pertolongan persalinan bersih dan aman. Pada tahun 1807, Gubernur Jendral Hendrik William Deandels melatih para dukun dalam pertolongan persalinan. Tetapi tidak berlangsung lama karena tidak ada pelatihan kebidanan. Tetapi pada saat itu pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada orang-orang Belanda yang berada di Indonesia.


Tahun 1849, dibukalah sekolah kedokteran, Pendidikan Dokter Jawa di Batavia (yang sekarang menjadi RSAD Gatot Soebroto). Dan pada tahun 1851 dibuka pendidikan Bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh dokter militer Belanda (Dr. W Bosch), yang lulusannya bekerja di RS dan masyarakat. Dan dari saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan.

Tahun 1952, diadakan pelatihan secara formal untuk Bidan agar dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Dilanjutkan dengan diadakannya kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta tahun 1953, lalu berdirilah BKIA yang memiliki kegiatan antara lain, pelayanan antenatal, post natal, pemeriksaan bayi dan anak termasuk imunisasi dan penyuluhan tentang gizi. Dan tahun 1957, BKIA berubah menjadi Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat). Puskesmas memiliki kegiatan pelayanan kesehatan untuk masyarakat tidak hanya di dalam gedung melainkan di luar gedung.

Tahun 1990, pelayanan kebidanan mulai merata dan dekat dengan masyarakat. Presiden memberikan instruksi pada tahun 1992 secara lisan pada sidang kabinet tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatannya di Desa (Bidan Desa). Dengan tugas yaitu pelaksanaan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) diantaranya, Bumil, Bulin, Bufas, dan Bayi baru lahir; termasuk bidan juga melakukan pembinaan dukun bayi (yang sekarang dikenal dengan bermitra dengan dukun), serta memberikan pelayanan KB.

Dalam Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo, tahun 1994 membahas perluasan area garapan bidan yaitu Safe Motherhood termasuk bayi baru lahir dan perawatan post abortus, Family Planning, PMS termasuk infeksi saluran alat reproduksi, Kespro Remaja dan Kespro Orang tua.

Dalam wewenangnya adapun peraturan-peraturan yang mengatur tentang Bidan:
  1. Permenkes no. 900/menkes/SK/VI/2002 ttg Registrasi dan Praktik bidan
  2. Kepmenkes no. 369/menkes/SK/III/2007 ttg Standar Profesi Bidan

Perkembangan Pendidikan Bidan di Indonesia:

1851, dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia. Pendidikan ini tidak berlangsung lama karena kurangnya peserta didik.
 
1902, dibuka kembali di Batavia.

1904, dibuka pendidikan bidan di Makassar. Kedua lulusan tsb hrs mau ditempatkan dimana saja, dg tunjangan dari pemerintah Belanda 15 – 25 Gulden per bulan, naik jadi 40 Gulden per bulan pd thn 1922.

1911/1912, dimulai pendidikan tenaga keperawatan di CBZ (RSUP) Semarang & Batavia. Calon diterima dari HIS (SD 7 thn), lama pendidikan 4 tahun,peserta didik adalah pria.

1914, diterima peserta didik wanita,& jika lulus dpt melanjutkan ke pendidikan kebidanan selama 2 thn.

1935 – 1938, pemerintah kolonial Belanda mendidik bidan lulusan Mulo (SLTP bagian B). Bersamaan jg dibuka dikota besar lainnya : Jakarta (RSB Budi Kemuliaan), RSB Palang Dua, RSB Mardi Waluyo Semarang. Bidan lulusan Mulo disebut Bidan kelas satu; Bidan lulusan perawat disebut Bidan kelas dua.

1950 – 1953, dibuka sekolah bidan dari lulusan SP, dg batas usia min 17 thn, lama pendidikan 3 tahun. Dibuka juga Penjenang Kesehatan E atau pembantu bidan. PK-E adalah lulusan SMP + 2 tahun kebidanan dasar. Ditutup tahun 1976

1953, dibuka KTB di Jogyakarta, lama kursus 7 – 12 minggu,

1960, KTB dipindah ke Jakarta

1967, KTB ditutup

1954, dibuka pendidikan guru bidan, lama pendidikan mulanya 1 thn, lalu 2 thn kemudian 3 tahun.

1972, insitusi ini dilebur jadi SGP (sekolah guru peerawat)

1970, dibuka Program pendidikan bidan dari SPR + 2 thn, disebut Sekolah Penddikan lanjutan Jurusan kebidanan (SPLJK).

1974, penyederhanaan pendidikan tenaga kesehatan non sarjana. Sekolah bidan ditutup, dan dibuka SPK, tapi tidak berhasil.

1975 – 1984, institusi pendidikan bidan ditutup, selama 10 thn tdk menghasilkan bidan, namun IBI masih hidup.

1981, dibuka pendidikan diploma I kesehatan ibu & anak, hanya berlangsung 1 tahun.

1985, dibuka PPB, dari lulusan SPR & SPK, lamanya 1 thn, khusus institusi ttt yg mengirimnya.

1989, dibuka crash program pendidikan bidan A (PPB A) secara nasional, status PNS gol II, ditempatkan di desa. Mulai 1996 mjd Bidan PTT, kontrak 3 thn, boleh perpanjang 2 – 3 thn

1993, dibuka PPB B, lulusan Akper, lamanya 1 thn, sbg tenaga pengajar pada PPB A, hanya 2 angkatan.

1993, dibuka juga PPB C, lulusan SMP, lama pendidikan 6 semester, di 11 propinsi : Aceh, bengkulu, Lampung, Riau, Kalbar, Kaltim, Kalsel, Sulsel, NTT, Maluku, Irian Jaya.

1994-1995, pendidikan bidan jarak jauh (distance learning), di Jabar, Jateng, Jatim, 22 modul, koordinator Pusdiklat.

1996, pelatihan LSS (life saving skill), koordinator direktorat kesehatan keluarga ditjen binkesmas

1996, ACNM mengadakan training of trainer u/ pelatih LSS.

1995-1998, IBI bekerjasama dg mother care melakukan pelatihan dan peer review bagi bidan RS, PKM dan bides di prop kalsel.

1996, dibuka AKBID

2000, dibuka program Diploma IV kebidanan

2000, ada tim pelatih APN,koordinator MNH

2000,dibuka Prog DIV kebid di UGM, 2 smt

2002, DIV kebid Unpad

2004, DIV kebid di USU

2003, D IV kebid di Stikes NWU Semarang

2003, DIV Kebid di STIKIM Jakarta

2004, S1 kebid di Unair

2006, S2 Kebidanan di Unpad
 
sumber: http://adf.ly/wnxGM

Welcome

Bismillahirrohmanirrohiim...

Sudah cukup lama saya ingin membuat blog tentang pekerjaan saya yaitu seorang "bidan" dan akhirnya tercipta juga blog ini. Semoga informasi-informasi yang akan saya posting bisa berguna untuk banyak orang.